Terima Kasih Buat Penjajah

Kalau kita berpikir dengan sepintas lalu, tentu kita berpikir penulis orang yang tidak waras, kepada penjajah kok berterima kasih.

Peran serta penjajah dala pembentukan karakter dan budaya masyarakat Indonesia sangatlah besar. Kita tidak bisa menutup mata atas kenyataan itu.

Pada saat pertama kali penjajah datang di Indonesia, seperti apa sih penduduknya. Sungguh sebuah kehidupan yang sederhana. Penduduk yang senang mengembara, mempelajari ilmu kanuragan, pulang pergi naik burung rajawali raksasa ( itu sih menurut film kolosal waktu penulis masih anak – anak ).

Lalu apa hubungannya dengan berterima kasih kepada penjajah ?

Seandainya Indonesia tidak dijajah, mungkin Indonesia masil seperti tempo doeloe. Masyarakan tidak mengenal teknologi, berpakaian dengan bertelanjang dada, gak tahu radio, televisi, Hand Phone, Komputer dan teknologi lainnya.

Kedatangan mereka sangat membawa dampak yang besar, pada perkembangan kepribadian penduduk Indonesia pada waktu itu dan sampai sekarang. Seandainya Indonesia tidak dijajah mungkin saja tidak akan muncul tokoh – tokoh cendekiawan seperti Bung Karno, Hatta, Moh. Yamin dan yang lainnya. Karena situasi akan aman - aman saja. Tidak ada senapan, mobil, dan pesawat terbang.

Itulah sekilas tentang rasa terima kasih penulis untuk penjajah. Tapi bukan berarti penulis pro pada penjajahan. Justru penulis sangat benci pada penjajah karena telah menembak kepala salah seorang kakak dari ibu penulis.