Mungkin dalam keseharian kita pernah mendengar kata perbedaan pendapat.Ironisnya perbedaan pendapat banyak terjadi dalam hal beribadah. Kata sebagian kita boleh melakukan ibadah A karena itu adalah erbuatan baik, dan bermanfaat. Tapi menurut pihak lain hal tersebut tidak boleh di lakukan karena tidak ada panduannya dari Al-Qur’an dan Nabi Muhammad SAW. Menurut keterangan yang aye dapatkan, acara peringata Maulid Nabi Muhammad SAW itu tidak boleh di lakukan, karena beliau tidak pernah mencontohkan ( memerintahkan ) untuk melakukan itu. Tapi di lain pihak banyak juga yang sering melakukan hal tersebut, karena sebagai bukti cinta nya kepada nabi.
Sobat netterpada kesempatan ini aye bukan bermaksud sok tahu, dan memancing perseteruan, karena permusuhan bukanlah hal yang di ridhoi oleh Alloh SWT.
Menurut kenyataan yang aye lihat dan aye denger, banyak juga loh yang saling mengejek, saling menyalahkan, bahkan saling bermusuhan gara-gara mempertahankan pendapat. Padahal akan terasa lebih baik kalau kita semua itu saling berdampingan dalam damai. Toh kita sebagai sesama muslim itu bersaudara. Masalah perbedaan pendapat itu wajar, halal dan manusiawi. Yang tidak wajar, tidak halal, dan tidak manusiawi adalah permusuhan gara-gara perbedaan pendapat.
Semua perilaku ibadah umat Islam itu di atur dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Sebagai mana yang kita ketahui, Al-Qur’an itu berisi ilmu Alloh. Sedangkan yang namanya ilmu Alloh itu, jika tujuh lautan dipakai tinta, pepohonan dijadikan pena, jin dan manusia disuruh untuk menuliskan maka tidaklah akan cukup. ( menurut keterangan, tidak ada satu halpun yang tidak ada dalam Al-Qur’an )
Dalam konteks ini kita sebaiknya, sekali lagi aye mengatakan sebaiknya ( bukan bermaksud memerintahkan ) mengkaji lebih lanjut tentang keterangan diatas. Jikalau ilmu Alloh itu sedemikian luasnya, lalu berapa persen kah dari kandungan isi Al-Qur’an yang telah kita ketahui. kalau di pikir lebih lanjut, apakah perbuatan kita tidak mengkerdilkan Al-Qur’an ?
Kalau kita berani memvonis tidak ada dalam Al-Qur’an, sepertinya kita telah menyombongkan diri, dan menganggap kita telah menguasai seluruh kandungan Al-Qur’an. Padahal yang sesungguhnya kita lah yang kerdil jika hanya melihat Al-Quran hanya sebatas 30 juz, 114 surat dan 6666 ayat.
Yang menjadi pangkal perbedaan pendapat adalah berbeda nya titik awal pembelajaran kita tentang Al-Qur’an. Misalnya kita mempelajari kandungan Al-Qur’an dari Alfatihah dan aye rasa gak akan mampu kita memahami semuanya sampai An-Nas. sedangakan orang lain mempelajari kandungan Al-Quran itu dimulai dari An-Nas, dan aye rasa gak akan mampu memahami semuanya sampai Alfatihah.
Semuanya benar mempelajari kandungan Al-Quran, tujuannya benar menjalankan perintah yang tertulis dalam Al-Quran, Cuma yang beda adalah pemahaman nya saja.
Kalau kita meyakini perilaku ibadah kita itu paling benar, boleh saja di lakukan. Tapi kita juga harus menyadari bahwa masih banyak hal yang belum kita ketahui. dan belum tentu keyakinan kita itu benar menurut yang orang lain ketahui.
Jika hal tersebut bias kita lakukan, niscaya ukhuwah islamiyah akan tetap terjaga, dan tidak aka nada perpecahan di kalangan umat islam. Hal ini disebabkan karena masing-masing individu bias saling menghargai pendapat orang lain meskipun tidak ikut menjalankan keyakinan orang lain.
Sobat netter di bulan yang suci ini aye mengajak marilah kita bersama-sama membangun kebersamaan, jangan saling membenci karena hanya perbedaan. Kita tidak punya hak untuk menghina orang lain, karena itu hanyalah milik Alloh sebagai sang Kholiq.
Ingatlah sobat… salah satu ciri orang yang mmulia adalah orang yang pandai memulia kan orang lain, dan salah satu ciri orang hina adalah orang yang pandai menghina orang lain.
Sekian dulu postingan kali ini, semoga bias menjadi bahan renungan kita agar bias lebih baik di masa yang akan dating.
Terima kasih telah membaca artikel mengenai kontroversi masalah beda pendapat di blog aye.