Khusyuk dalam sholat berarti tidak ada yang dikerjakan oleh qolbu selain menyebut nama Alloh. Jadi bukan hanya pemusatan pikiran dan otak tertuju pada kalimat Alloh, sedangkan hati kita entah kemana.
Yang disebut khusyuk atau hati selalu mengingat Alloh, seharusnya tidak hanya dalam sholat. Diluar sholat pun kita harus khusyuk. Dalam artian hati kita selalu menyebut nama Alloh dalam kegiatan apapun. Karena sebagai seorang muslim kita diwajibkan berzikir ( menyebut nama Alloh ) dari pagi hingga pagi lagi.
Banyak orang mengira sholatnya adalah khusyuk, karena telah berhasil memusatkan pikiran kepada semua gerakan dan bacaan sholatnya. Itu baik sekali karena kita sudah dapat mengendalikan pikiran untuk tidak pergi kemana-mana selain pada kegiatan sholat kita. Tapi kalau hati kita berbicara selain menyebut nama Alloh, kita belum sampai kepada hakikat khusyuk.
Mengapa demikian ? karena menurut para ulama ( khususnya ulama tasawuf ) sekali lagi disini saya ungkapkan khusyuk dalam sholat, adalah tiada kata-kata yang diucapkan dan semua yang dirasakan oleh qolbu kita selain nama Alloh. Kalau dalam sholat, hati kita menyebut nama lain selain Alloh maka, sesungguhnya kita telah berpaling dari Alloh. Karena hakikat khusyuk yang sempurna adalah penggabungan tiga unsur dalam diri manusia, yaitu lisan, pikiran, dan hati bersama-sama menyebut nama Alloh.
Apabila dalam sholat kita, lisan mengucapkan bacaan sholat, dan hati kita juga menyebut kalimat bacaan sholat ( terjemahannya ) itu sudah sangat baik, tapi belumlah sampai kepada hakikat khusyuk yang sebenarnya. Karena Al-Quran dan bacaan sholat kita adalah ciptaan Alloh. Jadi Al-Quran juga adalah mahluk Alloh SWT. Sama halnya dengan manusia, Cuma maqomnya berbeda.
Menurut KH. Muhammad Abdul Ghaos Saifulloh Maslul, Khusyuk dalam sholat itu bukan sebatas hati kita menerjemahkan bacaan sholat kedalam bahasa kita. Mengapa demikian ? karena kalau metode khusyuk itu hanya menterjemahkan bacaan sholat, ( misalkan lisan mengucapkan bismillahirrohman nirrohim dan hati kita mengucapkan dengan menyebut nama Alloh yang maha pengasih dan maha penyayang ) jika di telusuri secara mendalam memang betul, tapi sayangnya belum sempurna.
Contoh : saya orang sunda, khusyuk nya sholat saya hanya sebatas qolbu saya menterjemahkan bacaan sholat ( bahasa arab ) kedalam bahasa sunda. Kalau orang jawa berarti menterjemahkan bacaan sholat ke dalam bahasa jawa.
Yang jadi permasalahan, setelah kita kembali kepada negeri asal dilahirkannya Al-Quran. Kalau metode khusyuk sebatas terjemahan, lah.... orang arab khusyuk nya bagai mana ? mereka harus menterjemahkan kedalam bahasa apalagi ?
Disini sekali lagi saya tegaskan, semua perkataan dalam artikel Khusyuk tdak sama dengan konsentrasi ini, bukan menyalahkan pendapat lain dan bermaksud memecah belah agama islam dengan perbedaan pendapat. Disini hanya membuat study perbandingan antara pengetahuan yang saya dapatkan dengan pengetahuan orang lain. Karena masing-masing individu sudah pasti memiliki perbedaan pendapat. Karena perbedaan pendapat itu halal, dan manusiawi. Yang tidak halal dan tidak manusiawi adalah terjadinya permusuhan karena perbedaan pendapat.
Kalau ada pendapat lain dari sobat netter, silahkan di ungkapkan, semoga bisa menjadi koreksi buat saya pada khususnya, dan buat kebaikan kita semua pada umumnya.
Amiiieennn.....
Assalamu'alaikum wr.wb
ReplyDeleteNice Posting....Setuju dengan pendapat Anda.
Kalau boleh kami ikut sharing pendapat mengenai kekhusyukan dalam sholat. Menurut pendapat kami (yang juga masih dalam taraf belajar):
1. Khusuk dalam sholat hanya dapat diketahui/dirasakan oleh diri-sendiri bukan orang lain.
2. Khusuk sholat dapat dirasakan oleh diri-sendiri selepas sholat itu sendiri (di luar sholat). Kenapa begitu ? Karena kalau kita 'mengaku' khusuk selama sholat (pada waktu sholat itu sendiri) berarti sebenarnya kita malah tidak khusuk. Sebagai ilustrasi; pada saat kita HAUS kita akan merasa SEGAR setelah minum, BUKAN pada SAAT minum itu sendiri. Ada orang yang SAKING hausnya sampai minum air BEBERAPA gelas baru MERASAKAN segar, namun ada juga yang SETEGUK sudah merasakan SEGAR.
3. Jadi sangat wajar kalau kita BELUM merasakan SEGAR dengan shalat FARDLU karena memang kita sangat HAUS sehingga diperlukan shalat SUNAH untuk mencapai KHUSYUK. Namun ada beberapa orang yang CUKUP shalat FARDLU/WAJIB sudah merasa KHUSYUK karena memang tidak terlalu HAUS.
4. Orang lain sebenarnya bisa mengetahui khusyuknya sholat seseorang, yaitu dengan MERASAKAN tingkah laku orang yang sudah selesai dengan SHALATNYA apakah KELAKUAN orang tersebut MENYEGARKAN orang lain atau orang yang ingin tau khusyuknya shalat seseorang.
Demikian pendapat kami yang bisa kami sharing, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan. Wassalam
assalamu'alaikum,, punte'n sanes bade nyewad tp bade share.. Ari solat teh upami teu lepat mah terdiri tina 3 huruf nyaeta:
ReplyDelete1. Shad, 2. Lam, 3. Ta
Hartosna ari shad : shidqul qouili nyaeta leres dina tutur katana, tara ngabohong, tara ngaleuleuwihi, tara ngurangan naon anu di ucapkeunana.
Hartosna Lam : layyinul qolbi nyaeta leuleus hatena, nyaeta anu sopan santun, ramah tamah, tawadu, reuseup tutulung
Hartosna Ta : Tarkul maasih nyaeta anu ngajauhan rupa-rupa pimaksiateun. Jd kasimpulan khusuna solat nyaeta lamun eta jalma anu ucapana bener, tara ngabohong, amanah, tara ngaleuleuwihi jeung ngurangan naon anu d ucapkeun, anu sok resep nulung kanu susah nyaangan kanu poek, sopan santun, ramah tamah, tawadu, jeung anu ngajauhan rupa-rupa pimaksiaten. Lamun jalma ngaku solat tp kalakuana teu jiga anu di sebutkn di luhur berarti solatna teu khusu atawa heureuy solatna, bobodoan solatna. solat teh aya 3 eleman nyaeta:
1. Solat tekad
2. Solat ucap
3. Solat lampah
Jd solat nu khusu nyaeta tekadna, ucapna sareung lalampahana surup. Lamun dina hate inget asma Allah keur solat berarti urng nyembah ka asma Allah eta syirik namina, komo deui lamun di bayangkeun ku otak. Sabab sagala bahasa ge ay nahwu na.... Wallahualam
kanggo ki dulur ANONYMUS : Dupi SHAD dina ma'shiyat ('ashaa yu'shiy) sami hartosna shidqul qouli keneh? oge dupi LAM dina laghaou atanapi LAM dina lahwal hadits oge sami hartosna LAYYNUL QALBI keneh? dupi Nabi kantos ngawulangkeun "ngahartosskeun" ucapan dumasar kana susunan hurufna? hatur nuhun kana waleranana.
ReplyDeleteoge ka ki dulur nu ngagaduhan BLOGna. Punten hoyong kenging penjelasan ngeunaan di"pertentangkeunana" otak jeung pikiran di hiji wilayah sareng hate dina wilayah sejennna. sanes hal eta teh kalungguhanana saperti antara "soca" jeung "ningal"na atawa antara "cepil" sareng "ngareungeu"na, nyaeta antara "barang" jeung "gunana", sakumaha kaunggel dina QS 7:179: atanapi QS22:46.